Sebagai orang tua, tentu kita menginginkan anak kita tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, tugas mendidik dan mendisiplinkan anak bukanlah perkara mudah. Banyak orang tua yang terkadang menggunakan cara yang kurang efektif seperti pukulan dan bentakan untuk menegakkan disiplin pada anak. Padahal, metode tersebut tidak hanya berbahaya bagi anak, tetapi juga bisa merusak hubungan orang tua dan anak.
Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita perlu mencari cara efektif lainnya untuk mendisiplinkan anak tanpa harus melakukan kekerasan. Berikut ini adalah 7 cara efektif mendisiplinkan anak tanpa kekerasan dan membentak yang bisa Anda terapkan di rumah.
Pertama-tama, sebagai orang tua, Anda harus menjadi contoh yang baik bagi anak Anda. Jika Anda ingin anak Anda disiplin, maka Anda harus terlebih dahulu menunjukkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika Anda ingin anak tidak sering bermain gadget, maka Anda perlu membatasi penggunaan gadget untuk diri Anda sendiri.
Dengan menjadi contoh yang baik, anak akan meneladani perilaku Anda dan memperlihatkan rasa hormat dan ketaatan pada aturan yang sudah ditetapkan.
Seringkali orang tua langsung marah ketika anak tidak melakukan apa yang diharapkan, padahal orang tua belum pernah memberitahu ekspektasinya pada anak. Oleh karena itu, Anda perlu berkomunikasi dengan anak dan menyampaikan ekspektasi Anda secara jelas dan baik.
Cobalah untuk menyampaikan ekspektasi Anda secara terbuka dan tidak memaksakan kehendak Anda pada anak. Diskusikan bersama anak tentang aturan yang ingin Anda terapkan dan bagaimana aturan tersebut dapat membantu anak meraih tujuannya. Dengan memberikan pengertian pada anak tentang mengapa aturan tersebut diterapkan, anak akan lebih mudah memahami dan patuh pada aturan yang ditetapkan.
Setiap anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, cara Anda mendisiplinkan anak juga harus disesuaikan dengan usia mereka. Anak yang masih kecil juga bisa diajarkan untuk disiplin, dengan memberikan contoh dan perlahan-lahan membiasakan mereka dengan aturan.
Misalnya, anak usia dini dapat diajarkan untuk merapikan mainan setelah bermain. Anak usia sekolah dasar dapat diajarkan untuk belajar pada waktu yang ditentukan dan berpartisipasi dalam kegiatan rumah tangga seperti membantu membersihkan rumah. Sedangkan anak remaja perlu diberikan kebebasan yang lebih besar namun tetap dengan batasan dan aturan yang sudah ditentukan.
Bukalah ruang diskusi tentang aturan dengan anak. Diskusikan bersama tentang jam berapa bangun pagi, waktu mengerjakan PR, waktu bermain gadget, dan waktu tidur malam. Dengan melibatkan anak dalam pembuatan aturan, anak akan merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk mengikuti aturan. Cobalah untuk membuat aturan yang realistis dan sesuai dengan kebutuhan dan usia anak Anda.
Selain itu, buatlah sebuah kesepakatan bersama tentang konsekuensi yang akan diterapkan jika aturan tersebut dilanggar. Dengan demikian, anak akan memahami bahwa aturan yang dibuat tidak hanya sebatas ucapan, namun harus dipatuhi dengan sungguh-sungguh.
Setelah berdiskusi dengan anak, buatlah jadwal yang disepakati bersama. Jadwal ini bisa ditempelkan di tempat yang mudah dilihat oleh anak dan orang tua, sehingga semua bisa mengingat kesepakatan yang sudah dibentuk. Pastikan jadwal tersebut mudah dipahami oleh anak, dengan menambahkan gambar atau warna-warni yang menarik.
Selain itu, jangan lupa untuk mengevaluasi kesepakatan tersebut secara berkala dan melakukan perubahan jika diperlukan. Hal ini akan membantu anak lebih terbiasa dan teratur dalam menjalani aturan yang sudah dibuat.
Konsistensi sangat penting untuk mendisiplinkan anak. Jika anak melanggar aturan, maka Anda harus tetap patuh pada aturan yang sudah disepakati. Jangan membiarkan anak mengambil kendali dan terus menerus melanggar aturan. Anak akan memahami bahwa aturan tersebut harus ditaati dan bahwa mereka harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Namun, pastikan Anda tetap bersikap lembut dan memberikan dukungan pada anak ketika mereka mematuhi aturan. Berikan penghargaan dan pujian ketika anak berhasil mengikuti aturan dengan baik, sehingga mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk terus patuh pada aturan yang sudah dibuat.
Terakhir, menjadi orang tua yang sabar adalah kunci utama untuk mendisiplinkan anak. Anak yang disiplin tidak bisa diciptakan dalam waktu singkat, melainkan butuh proses. Kita perlu bersabar dan terus memberikan contoh yang baik kepada anak. Jangan cepat putus asa jika anak sering melanggar aturan, tetapi cobalah untuk terus memberikan pengertian dan dukungan pada anak agar mereka memahami pentingnya disiplin dan aturan.
Dalam proses mendisiplinkan anak, kita harus tetap memperhatikan kebutuhan dan karakteristik anak secara individual. Setiap anak memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga metode yang digunakan untuk mendisiplinkan anak juga harus disesuaikan. Dengan terus memberikan dukungan, pengertian, dan keteladanan yang baik, Anda dapat membantu anak Anda menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam mendisiplinkan anak tanpa kekerasan. Pertama, jangan pernah menggunakan kata-kata kasar atau merendahkan anak. Hal ini dapat merusak kepercayaan diri dan harga diri anak, sehingga sulit bagi mereka untuk mematuhi aturan yang sudah dibuat.
Kedua, jangan pernah menggunakan ancaman atau hukuman yang berlebihan. Hal ini juga dapat merusak hubungan antara anak dan orang tua. Sebagai gantinya, berikan konsekuensi yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan dan pastikan anak mengerti alasan mengapa aturan tersebut dibuat.
Ketiga, jangan lupa untuk memberikan pujian dan penghargaan ketika anak berhasil mematuhi aturan. Hal ini akan membantu anak merasa dihargai dan termotivasi untuk terus mematuhi aturan yang sudah dibuat.
Keempat, cobalah untuk menghindari benturan kepentingan dan jangan memaksa anak untuk memenuhi ekspektasi Anda yang terlalu tinggi. Cobalah untuk memahami kebutuhan anak dan membimbing mereka dengan lembut agar bisa mematuhi aturan dengan baik.
Dalam menghadapi anak yang sulit diatur, cobalah untuk tetap tenang dan sabar. Jangan terburu-buru memberikan hukuman atau konsekuensi yang berlebihan. Berikan anak waktu untuk memahami aturan dan berikan dukungan serta bimbingan yang tepat agar mereka bisa mematuhi aturan dengan baik.
Kesimpulannya, mendisiplinkan anak tanpa kekerasan adalah hal yang sangat penting dalam mendidik anak. Dengan menggunakan cara-cara yang tepat, kita dapat membantu anak menjadi pribadi yang disiplin, bertanggung jawab, dan bisa mengambil keputusan yang baik. Jadilah orang tua yang sabar, bijaksana, dan memberikan keteladanan yang baik untuk anak Anda.
Oleh CBN Indonesia